BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
SECARA keseluruan usaha perikanan meliputi tiga
kegiatan utama yaitu , Usaha mempruduksi hasil perikanan , Usaha
memproses produksi hasil perikanan , dan Usaha memasarkan produksi hasil
perikanan. Sedangkan usaha memproduksi hasil perikanan air tawar sendiri,
meliputi kegiatn penangkapan diperairan umum seperti danau, sungai, waduk, dan
kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dikolam milik perorangan. Kalau kita
teliti lebih jauh maka usaha pemeliharan atau lebih dikenal dengan usaha
budidaya(kultur) ini, terdiri dari kegiatan pembenihan dan pembesaran.
Usaha perikanan dikolam pekarangan dapat dilasanakan dalam
skala besar, dengan manajemen usaha yang baik. Semua itu dapat
dilasanakan jika ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, lokasi
yang akan dibangun mempunyai kelandaian yang memenuhi syarat teknis, juga air
yang tersedia cukup debitnya. Selain itu perlu ditunjang modal yang cukup,
ditambah dengan beberapa persyaratan teknis maupun sosial ekonomi lainya. Maka
jadilah usaha budidaya ikan dikolam perkarangan yang tadinya hanya merupakan sambilan
berubah menjadi perusahaan keluarga yang bisa mendatangkan keuntungan
yang cukup besar.
B. Tujuan
1. Akuakultur
Ikan ini termasuk satu
dari lima jenis ikan air tawar terpenting dari pemeliharaan di Thailand [6].
Sebagaimana ikan nila, tawes mudah dipelihara tanpa
memerlukan teknik yang rumit dan mahal, menjadikannya ikan kolam yang populer
di Bangladesh [7].
Taksiran produksi ikan tawes dari pemeliharaan di wilayah Asia Tenggara dan
Bangladesh adalah lebih dari 50.000 ton pada tahun 1994[8].
Dipelihara di kolam, tawes
jarang mencapai panjang tubuh melebihi 40 cm dan berat melebihi 1,5 kg. Namun terdapat rekor pancingan tawes seberat 2,8 kg
di Danau Teak Tree di Thailand, dan seberat 13 kg (panjang 90 cm)
di Malaysia[9].
2. Masakan
Tawes adalah salah satu
ikan sungai yang biasa dimakan orang di daerah Asia Tenggara daratan maupun
kepulauan. Ikan tawes tergolong ikan yang digemari sebagai konsumsi ikan goreng
dan lain-lain masakan.
Tawes merupakan ikan
konsumsi yang penting menurut tradisi masak-memasak di Thailand, Laos, dan
Kamboja. Di Laos, tawes biasa dimasak sebagai Lap Pa[10].
Sementara di Thailand, daging tawes dimasak sebagai Pla som (ปลาส้ม, ikan asam)[11] atau
sebagai salah satu campuran Tom yam.
3. Pengendali gulma
Sifatnya sebagai herbivora
dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma air[5]. Penelitian yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa ikan tawes dan nilem yang
tidak diberi pakan secara khusus telah memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga jenis-jenis
ikan ini berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau.[12]
4. Ikan donor
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Mangenal
Usaha Budidaya Ikan Tawes
Nama daerah dari ikan tawes ini adalah wader atau putihan,
selama ini nama spesiesnyapuntius javanicus dan puntius
goniotatus , dan masuk dalam genus puntius.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius javanicus
Ikan ini memiliki ciri-ciri , badan memanjang, pipih
kesamping (kopressed), bentuk punggung merupakan busur, tinggi badan 1 : 2,4 -
2,6 kali panjang standar. Mocong runcing, mulut terletak di ujung terminal
(tengah) kecil dan mempunyai dua pasang sungut yang sangat kecil.
Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis rusuk
yang kesepuluh sirip punggung berbentuk seperti jari-jari. Sirip dubur
bercagak, permulaan sirip ini berhadapan dengan sisik line lateralis ke-19,
sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sisik garis rusuk (line
lateralis) berjumlah 29-31.
Sisik berwana putih keperak-perakan, di bagian punggungya
warna lebih gelap sedangkan dibagian perut berwarna lebih putih , dasar sisik
kelabu sampai gelap.
Minimal ada 4 jenis ikan tawes yang pernah ditemukan
diperairan, meskipun masih ada beberapa diantaranya yang sulit ditemukan karena
populasinya tidak begitu banyak, selain jarang masyarakat yang
membudidayakanya, kehadiranya atau keberadaanya sering di abaikan. Namun ada
juga jenis-jenis yang sudah sangat umum dan banyak ditemukan diperairan karena
juga sudah bisa dibudidayakan oleh masyarakat. Malah jenis-jenis inilah yang
menjadi bentu umum ikan tawes.
Adapun keempat jenis ikan tawes tersebut dapat disebutkan
antara lain:
1. Tawes
Biasa
Ikan ini memiliki sisik yang berwarna kelabu dan sudah menjadi bentuk
umum dari tawes yang yang sering di budidayakan di masyarakat. Tawes ini dengan
mudah ditemukan pada para petani ikan diseluruh indonesia, misalnya, jakarta,
jawa barat, jawa tengah ,(Ngrajek,Muntilan), dan lain-lain tempat.
2. Tawes
Bule
Ikan ini memiliki sisik albino, dan jarang terdapat diperairan umum
maupun dikolam-kolam masyarakat, namun ikan ini diduga mulai ada sejak tahun
1936.
3. Tawes
Silap
Tawes silap mempunyai sisik yang berwarna putih kelabu, seperti
tawes biasa, namun sisik yang berwarna putih ini bercampur dengan sisik yang
berwarna keperakan, sehngga sulit membedakan ikan tawes silap ini dengan ikan
tawes biasa. Seperti halnya ikan tawes bule , ikan tawes silap ini pun jarang
ditemukan.
4. Tawes
Kumpay
Seperti
halnya ikan mas kumpay, ikan tawes kumpay mempunyai sirip dada dan sirip ekor
yang relatif panjang. Ikan ini berwarna putih kelabu dan jarang ditemukan
di kolam petani maupun di perairan umum.
B.
Kebiasaan
Hidup Ikan Tawes Di Alam
Ikan tawes ini pada alam aslinya merupakan ikan penghuni
sungai yang biasanya bearus deras. Ikan ini mempunyai ketahanan hidup diair
payau hingga 7 permil. Sebagai buktinya, ikan ini berkembang pesat di
cengkareng (jakarta), yang dikenal berair asin sehingga ikan ini sangat cocok
ontuk di pelihara diwaduk-waduk, kolam dengan air agak asin, dan sawah. Pada
penebaran bibit ikan didaerah jawa tengah, waduk gajah mungkur misalnya, ikan
tawes dipilih sebagai ikan yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan
biak.
C.
Kebiasaan
Makan Ikan Tawes
Banyak orang yang menyangka ikan tawes ini sebagai ikan
pemakan segala, ini mungkin dikarenakan ikan ini dapat menerima makanan dalam
bentuk apapun. Namun kalau kita telusuri lebih jauh akan ketahuanlah bahwa ikan
sungai ini lebih banyak memakan tumbuhan-tumbuhan air seperti hydrilla
verticillata Ipresl dan ceratophyllum demersum L, dan
lain-lainya.
Ikan dewasa juga sering di temukan memakan daun-daunan
tanaman darat seperti daun singkong, rumput-rumputan lunak. Larva memakan alga
bersel satu (unicellular) dan Zoo Plankton yang halus. Sedangkan ikan dan
benih-benih dan ikan dewasa memakan tumbuhan air , dengan melihat
kebiasaan makan bahwa ikan tawes tergolong sebagai herbivora dan bukan
omnivore.
D.
Kebiasaan
Berkembang Biak
Ikan tawes di kenal sebagai ikan yang mudah berkembang biak
di alam, oleh karenanya tidak sulit juga mengembangkanya dikolam
pemeliharaanya. Ikan ini dialam pada umumnya berbiak pada awal musim hujan,
saat permukaan air naik yang menibulkan rangsangan karena adanya bau tanah,
namun demikian ikan ini mudah dikawinkan disetiap saat tanpa mengenal musim
dengan terlebih dulu melakukan manipulasi lingkungan.
Dialam ikan ini mulai matang kelamin pada umur yang relatif
muda sekitar satu tahun, pada ikan jantan kematangan kelamin terjadi lebih
cepat, yaitu sekitar 6-8 bulan. Ikan ini dapat dikembangkan tanpa mengalami
kesulitan pada tempat berketinggian tidak lebih dari 1.100 m dari permukaan air
lau, namun dari penelitian lebih jauh diperoleh keterangan bahwa ikan ini
sangat jika dibiakan pada tempat dngan ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
Jika akan melakukan pemijahan, ikan ini tidak
memerlukan alat bantu khusus untuk mempercepat proses pemijahan atau pun
untuk melindungi tlur-telurnya. Ini dikarenakan ikan tawes mempunyai telur yang
bersifat demersal atau melayang didasar kolam. Sama sekali tidak berperekat
seperti halnya telur ikan mas, maka bila air kolam tersebut kita gerakan telur
ikan tawes yang tengelam di dasar kolam akan kembali melayang. Karena sifat
telurnya yang demikian itu, maka untuk pemijahan ikan tawes secara terkontrol
yang mempergunakan rangsangan exstra kalenjar hipofisa , telur-telurnya
biasanya diteteskan pada corong penetasan yang dilengkapi dengan aliran air
dari bawahnya, cara itu tidak lain untuk menjaga agar telur-telur ikan tawes
tetap mengapung dan tidak terkumpul didasarnya yang menyebabkan tlurnya
membusuk.
E.
TEKNIK
BUDIDAYA
1. Memilih
Induk Ikan Tawes
Meskipun ikan tawes tersebut sudah diketahui bisa dipijahkan pada umur 6
bulan untuk jantan dan setahun untuk ikan betina, namun sebaiknya mempergunakan
induk yang berumur lebih dari sepuluh bulan untuk jantan dan 14 bulan untuk
betina. Induk jantan yang di pergunakan untuk pemijahan sebaiknya jangan
terlalu tua dan tidak terlalu sering dikawinkan, sebagai batas yang ideal maka
sebaiknya induk betina tidak lebih 6 kali perkawinan. Ikan yang sudah tua
biasanya berwarna kusam, tidak becahaya sisiknya, selain harus cerah sisiknya
pun harus tersusun dengan teratur dan relatif besar, jangan ada cacat pada
badanya, sebab dikhawtirkan akan menularkan pada keturunanya. Sebaiknya dipilih
induk yang gesit gerakanya yang menandakan badannya sehat.
Selain harus berbadan sehat persyaratan bentuk tubuh pun harus dipenuhi
bagi ikan yang akan memasuki kolam pemijahan. Badan dilihat punggunya
harus tinggi terlihat kokoh , dan tak terlihat adanya tulang yang bengkok
atau cacat pada bagian insang, bentuk kepala membulat dan panjang dengan lubang
anus terletak jauh di belakang, ini biasanya terlihat pada induk betina yang
sudah matang gonad , ditambah lagi perut betina ini biasaya membulat jika sudah
dipenuhi dengan telur, tingkah induk betina yang matang telur biasanya jinak
sedangkan induk jantan sebaliknya , gesit, galak, sedikit garang dan terlihat
enerjik.
Untuk membedakan induk jantan dan betina ikan tawes selain perbedaan
bentuk perut bagi yang sudah matang gonad dapat juga dengan meraba pipi
ikan yang akan dijadikan induk. Induk jantan mempunyai pipi yang kasar
sedangka induk betina mempunyai pipi yang halus.
Ikan jantan yang telah matang gonad akan mengeluarkan cairan berwarna
putih seperti santan yang tidak lain adalah sperma, apabila kita mengurutnya
dari arah perut kelubang dubur. Sedangka induk betina yang sudah matang gonad
akan menunjukan bentuk badan jelek karena mengembangya perut selain kearah
samping juga kearah perlepasan. Selain itu juga pada lubang gental berwarna
kmerah-merahan atau terdapat bintik merah sebelah belakangnya. Kalau kita
menyepatkan diri untuk meraba perutnya ikan matang kelamin biasanya perutnya
kenyal dan tidak mengembang.
2. Pemijahan
Ikan Tawes di Kolam
Seperti kenyataan ikan yang tergolong keluarga cyprinidae, ikan tawes pun
memerlukan pemasukan air yang baru dan segar selama proses pemijahan. Selain
air baru tersebut kolam yang akan dipergunakan untuk pemijahan harus
mendapatkan perlakuan khusus terlebih dahulu ini bertujuan agar pelaksanaan
pemijahan dapat berlangsung dengan baik tanpa hambatan.
Seperti telah di singgung di atas, ikan tawes mempunyai telur yang
bersifat demersal atau melayang didasar kolam. Maka tidak perlu disediakan alat
penempel telur apapun bahan pembuat sarang karena induk ikan tawes ini tidak
punya keahlian atau merawat keturunanya. Tetapi bukan berati kita boleh
becerobah begitu saja dalam mempersiapkan kolam pemijahan justru disinilah kita
ditantang untuk berfikir praktis namun tepat dalam menyediakan tempat pemijahan
dengan melihan terlebih dahulu kebiasaan berkembangnya dialam.
3. Pembuatan
Kolam
Membuat sebuah kolam pada jakikatnya adalah membuat suatu pematang yang
kokoh, yang mampu menahan masa air yang besar, oleh karena itu faktor tanah
yang merupakan bahan baku maupun dasar dari kontruksi kolam yang akan dibuat,
haruslah mendapatkan perhatian dalam pembuatan kolam ini.
Untuk mendapatkan kolam yang memenuhi syarat teknis yaitu mudah di isi
air dan dikeringkan, haruslah dengan memadukan antara kegiatan pengalian tanah
dan penimbunan tanah, kegiatan ini peting dilakukan dan di perhatikan khususnya
bagi yang pertama kali akan membangun kolam di pekarangan karena sangat
berpengaruh bukan saja dari segi teknis yaitu sesuai tidaknya kolam tersebut,
tetapi juga akan menyangkut anggaran pengeluaran yang sia-sia jika terjadi
kesalahan. Bayangkan saja jika kita harus mengali tanah sedalam satu meter,
ditambah lagi harus membuang tanah ketempat yang jauh, padahal dua kegiatan
tersebut bisa dilakukan dengan seirama, dalam arti kata tanah yang digali
hanya separuhnya dengan tambahan penimbunan tanah hasil galian itu sendiri
untuk mendapatkan kolam yang sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki ada juga
orang yang membuat kolam dengan jalan membangun pematang hasil timbunan tanah
yang entah didapat dari mana, tentu saja perkerjaan ini membutuhkan biaya yang
tidak sedikitpadahal itu tidak begitu di butuhkan dalam kegiatan budidaya.
4. Kontruksi
Kolam Pemijahan
Karena selama proses perkawinan harus ada pengantian air atau dengan kata
lain pemasukan air baru maka konsetrasi kolam harus ada pintu pemasuk air yang
berhubungan langsung dengan saluran permukaan air, dan pintu permukaan
air yang juga harus berhubungan dengan saluran pembungan, air yang dipergunakan
sedapat mungkin berasal dari saluran pemasukan air, ini dimaksudkan untuk
mendapatkan air yang segar dalam arti beum tercemar oleh gas-gas yang tidak
dikehendaki dan masih kaya akan oksigen.
Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang dengan luas tidak kurang
dari 200 m2. Dasar kolam sebaiknya tidak terlalu berlumpur karena akan
menyebabkan telur tidak menetas jika tertutup lumpur, dasar kolam pemijahan
dibuatkan kemalir atau saluran tengah yang berukuran lebar 40 cm dan dalam 20
cm, yang menghubungkan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Saluran ini berguna
pada saat penangkapan benih nantinya, karena benih dapat berkumpul disaluran
ini sehingga mudah mengurusnya, jika kemalir ini tidak beres alamat akan banyak
korban berjatuhan pada saat penangkapan benih, kemalir ini harus mengikuti
kemiringan kolam yaitu bagian terendah terletak pada pintu pengeluaran air,
dasar kemalir hurus sama dengan dasar pintu pengeluaran ini dimaksudkan bila
kolam dikeringkan atau pada saat penangkapan benih, air berjalan dengan lancar
dan kolam dapat dikeringkan seluhnya tanpa ada air yang tersisa, jika dasar
pintu pemasukan terletak lebih tinggi dari dasar kemalir, maka pada waktu
penangkapan benih dilakukan akan mengalami gangguan karena benih tidak dapat
berkumpul dikemalir.
5. Persiapan
Pemijahan Ikan Tawes
Dalam pesiapan pemijahan berbeda dengan ikan emas yang membutuhkan luas
kolam hanya beberapa meter persegi ikan tawes ini membutuhkan kolam yang
relatif luas untuk pemijahanya yaitu berkisaran 200-300 m2, harap maklum saja
kolam pemijahan ikan tawes ini dipergunakan juga sebagai kolam penetasan dan
pedederan atau, lebih tepatnya perawatan benih. Jika kalau diumpamakan kolam
pemijahan ikan tawes seperti ini kolam pendederan ikan mas yang dipergunakan
untuk mempertemukan induk jantan danbetina.
Pengeringan dasar kolam dilakukan selama 2-3 hari namun harus dijaga agar
dasar kolam ini akan menyebabkan sebagian telur tawes yang jatuh kedalamnya
akan tertutup lumpur, setelah kering air mulai dimasukan pada pagi hari, jika
air telah mencapai kedalaman 20 cm, induk sudah boleh dimasukan, namun
pemasukan air masih terus dilakukan dan monnik diatur agar ketinggian air tetap
70 cm dibagian pengeluaran dan 40 cm di bagian pemasukan, pintu pemasukan air
ini sedapat mungkin ditepatkan agak ketengah kolam mengingat ikan tawes ini
punya kebiasaan unik mengejar arus, sehingga sering kali melncat keluar kolam.
6. Pemijahan
Ikan Tawes
Pada jam 16.00 pemasukan air kedalam kolam diperbesar untuk memberikan
rangsangan alami pada ikan tawes ini, biasanya pada saat itu induk sudah mulai
berkejar-kejaran didalam kolam. Banyaknya induk tawes berdasarkan perbandingan
berat, biasanya jumlah induk jantan lebih banyak karena ukuran masih rrelatif
masih kecil pada saat matang kelaminya.
Jika tidak ada aral melintang dan penyimpangan yang prinsipal maka ikan
tawes tersebut akan memulai misinya pada sekitar jam 19.00-22.00 yang biasanya
ditandai dengan suara berdengungap seperti indian apache melakukan peryerbuan.
Pemijahan ini biasanya terjadi ditepi yang dangkal didepan pintu pemasukan air
, ini sangat menguntungkan karena telur yang hanyut keluar kolam dapat dicegah.
Namun tidak jarang pemijahan ini terjadi justru didekat pengeluaran air, dan
ini yang sangat tidak diharapkan karena sebagian telur akan hanyut terbawa air.
Rupanya ikan rawes ini akan memijah di tempat yang dekat dengan bunyi air,
untuk menghindarka pemijahan ini ditempat yang tidak di inginkan .
Ikan tawes yang telah selesai memijah tetap di biarkan di dalam kolam
pemijahan bersama dengan telur-telurnya, telur ikan tawes ini akan menetas
dalam tempo yang relatif singkat sekitar 13 jam, pada suhu antara 24-23oc .
penetasan yang relatif singkat ini dimungkinkan karena telur ikan tawes
berdinding sangat tipis. Makanan tambahan bagi induk diberikan dedak,
daun singkong, kangkung, dan sebagainya. Anak-anak ikan yang sudah
bersama –sama induknya tersebut juga diberikan makanan tambahan dedak halus.
Dan setelah 25 hari barulah kolam boleh dikeringkan untuk dipanen benihnya.
Sedangkan induk-induk ikan dikembalikan kekolam pemeliharaan induk untuk
menunggu kematangan telur induk betina sehingga kembali dipijahkan.
7. Penetasan
Telur
Setelah terjadi proses pemijahan pada indukan tawes, proses berikutnya
adalah penetasan telur. Hal-hal yang perlu dicermati pada tahapan penetasan
telur yaitu :
a. Setelah
induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur
tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga
b. Pagi
hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar kolam atau bagian
lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar kolam
c. Pada
umumnya, telur ikan tawes menetas semua setelah 2-3 hari
d. Dari
ikan hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari
8. Pemungutan
Hasil Benih
Setelah telur ikan menetas semua dan benih berkembang, benih ikan siap
berumur 21 har ini siap diangkat. Dalam pengangkatan benih ini perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
-
Sebaikknya proses pemanenan dilakukan pada pagi
hari
-
Pemanenan dilakuakan dengan cara
menyurutkan/mengeringkan kolam
-
Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih
ditangkap dengan menggunakan waring atau seser
-
Selanjutnya benih ditampung di hapa yang telah
ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran air tidak deras
-
Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi
di kolam pendederan atau dijual.
9. Pendederan
Bibit yang diperoleh selanjutnya
dipelihara kembali atau dikenal dengan istilah pendederan.
Ø Mula-mula kolam
dikeringkan selama 2-3 hari
Ø Dilakukan perbaikan
pematang, pembuatan caren/saluran
Ø Kemudian, dasar
kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 sejumlah
10gr/m2 dan pupuk kandang 1 – 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
Ø Setelah kolam
dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air
kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm
Ø Kemudian benih
ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2
Ø Pemeliharaan
dilakukan kurang lebih 3 minggu – 1 bulan.
Ø Selanjutnya dapat
dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.
Dalam pembibitan ikan tawes ini,
penjualan bibit ikan dapat dilakuakan dalam beberapa kurun waktu tergantung
dari permintaan
10. Pembesaran
Ikan Tawes
Pembesaran
ikan tawes biasanya dilakukan dengan menebarkan benih yang
berukuran 8 cm dengan kepadatan 3-4 ekor/m2 , atau bisa juga dilangsungkan
dari pendederan ikan yang berukuran 5 cm . ketinggian air dikolam ini
berkisaran antara 40-60 cm dengan aliran air yang stabil dan debit air
yang tidak terlalu besar . pembesaran ikan tawes ini dimaksudkan untuk
mendapatkan ikan yang berukuran komsumsi dan jika memungkinkan mendapatkan
indu-induk tawes baru. Pembesaran biasanya berlangsung cukup panjang yaitu
antara 4-6 bulan, makanan tambahan harus diberikan setiap hari misalnya daun
singkong, kangkung , dan dedak. Pemberian daun-daunan cukup diberikan
dibeberapa tempat, tanpa perlu menyebarkan diseluruh permukaan kolam, sedangkan
pemberian makanan dedak dapat disebarkan merata keseluruh kolam.
Pemberian makanan ini sebaiknya dilakukan disore dan pagi hari. Ikan-ikan
tawes sangat kelihatan sekali rakusnya sedang diberikan makanan tambahan.
Setelah ikan berumur 6 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan atau
dijadikan ikan lauk di meja makan, jika produksi ikan tawes meningkat maka
jalan penyelamatanya selain sebagian di ambil sebagai induk baru, dapat juga
diawetkan sebagai ikan asin yang sangat digemari oleh masyarakat, untuk
pemasaran ikan tawes ini tidak begitu susah karena ikan ini sudah lama dikenal
oleh masyarakat dan cukup banyak peminatnya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Nama daerah dari ikan tawes ini adalah wader
atau putihan, selama ini nama spesiesnyapuntius javanicus dan puntius
goniotatus , dan masuk dalam genus puntius.
Ikan ini memiliki ciri-ciri , badan memanjang, pipih
kesamping (kopressed), bentuk punggung merupakan busur, tinggi badan 1 : 2,4 -
2,6 kali panjang standar. Mocong runcing, mulut terletak di ujung terminal
(tengah) kecil dan mempunyai dua pasang sungut yang sangat kecil.
2.
Jenis ikan Tawes
a. Tawes
Biasa
Ikan ini memiliki sisik yang berwarna kelabu dan sudah
menjadi bentuk umum dari tawes yang yang sering di budidayakan di masyarakat.
Tawes ini dengan mudah ditemukan pada para petani ikan diseluruh indonesia,
misalnya, jakarta, jawa barat, jawa tengah ,(Ngrajek,Muntilan), dan lain-lain
tempat.
b. Tawes
Bule
Ikan ini memiliki sisik albino, dan jarang terdapat
diperairan umum maupun dikolam-kolam masyarakat, namun ikan ini diduga mulai
ada sejak tahun 1936.
c. Tawes
Silap
Tawes silap mempunyai sisik yang berwarna putih kelabu,
seperti tawes biasa, namun sisik yang berwarna putih ini bercampur dengan
sisik yang berwarna keperakan, sehngga sulit membedakan ikan tawes silap ini
dengan ikan tawes biasa. Seperti halnya ikan tawes bule , ikan tawes silap ini
pun jarang ditemukan.
d. Tawes
Kumpay
Seperti halnya ikan mas kumpay, ikan tawes kumpay
mempunyai sirip dada dan sirip ekor yang relatif panjang. Ikan ini berwarna
putih kelabu dan jarang ditemukan di kolam petani maupun di perairan
umum.
3.
Teknik Budidaya Meliputi
-
Memilih Induk Ikan Tawes
-
Pemijahan Ikan Tawes di Kolam
-
Pembuatan Kolam
-
Kontruksi Kolam Pemijahan
-
Persiapan Pemijahan Ikan Tawes
-
Pemijahan Ikan Tawes
-
Penetasan Telur
-
Pemungutan Hasil Benih
-
Pendederan
-
Pembesaran Ikan Tawes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar