BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Teater
lenong termasuk seni pertunjukan rakyat, yang diwariskan bukan saja secara
lisan tetapi juga melalui gerak-gerik isyarat. Sudah terkenal di wilayah
Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek) yang dihuni oleh orang Betawi
sebagai penduduk asli. Tetapi gesekan khong ayan dan tehian dari gambang
kromong, yang pertunjukan beberapa dasawarsa lalu mampu memanggil penduduk
menembus kegelapan malam untuk menikmati pertunjukan teater lenong semalam
suntuk. Kini tidak terasa lagi, bahkan orang Betawinya pun sudah tergusur ke
pinggir kota. Mereka kini lebih tertaik pada orkes, dangdut, daripada
pertunjukan teater lenong, sehingga teater lenong hampir dilupakan orang.
Pembicaraan mengenai teater
lenong. Teater ini terbagi atas empat bagian yaitu, tekhnik pementasan, bentuk
pementasan, tata pentas, dan organisasi perkumpulan teater lenong.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lenong adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara
rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi yang berasal dari Jakarta,
Indonesia.
B.
Sejarah
Lenong merupakan teater rakyat /
tradisional. Lenong berasal dari nama salah seorang Saudagar China yang bernama
Lien Ong. Konon, dahulu Lien Ong lah yang sering memanggil dan menggelar
pertunjukan teater yang kini disebut Lenong untuk menghibur masyarakat dan
khususnya dirinya beserta keluarganya. Pertunjukan lenong dibagi atas tiga
bagian yaitu sebagai pembukaan dimainkan lagu-lagu berirama Mars secara
instrumental untuk mengundang penonton datang. Setelah itu dimainkan lagu-lagu
hiburan. Terakhir lakon. Pada awal perkembangannya lenong memainkan
cerita-cerita kerajaan, baru kemudian memainkan cerita kehidupan sehari-hari.
Lenong
berkembang sejak akhir abad 19 atau awal abad 20. Seni teater mungkin merupakan
adaptasi oleh masyarakat Betawi seni yang sama seperti "komedi
bangsawan" dan "teater opera" yang sudah ada pada saat itu.
Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyatakan bahwa berevolusi dari proses
teater lenong musik Gambang Kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak
1920-an.
Pertunjukan lenong biasanya untuk
memeriahkan pesta. Dahulu lenong sering ngamen. Pertunjukan ngamen ini
dilakukan bukan untuk memeriahkan pesta tetapi untuk memperoleh uang. Penonton
yang menyaksikan pertunjukan akan diminta uang sukarela.
Pertunjukan diadakan di udara
terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor
atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela.
Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintaan pelanggan dalam
acara-acara di panggung hajatan seperti resepsi pernikahan. Baru di awal
kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan panggung.
Setelah sempat mengalami masa
sulit, pada tahun 1970-an, kesenian lenong yang dimodifikasi mulai
dipertunjukkan secara rutin di panggung Taman Ismail Marzuki, Jakarta.Selain
menggunakan unsur teater modern dalam plot dan tata panggungnya, lenong yang
direvitalisasi tersebut menjadi berdurasi dua atau tiga jam dan tidak lagi
semalam suntuk.
Selanjutnya, lenong juga menjadi
populer lewat pertunjukan melalui televisi, yaitu yang ditayangkan oleh
Televisi Republik Indonesia mulai tahun 1970-an.
C.
Jenis-Jenis
Lenong
Pada hakikatnya lenong dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Lenong
Preman
Lenong Preman diasumsikan cerita berdasarkan sudut pandang masyarakat
menengah ke bawah zaman dahulu.
Gaya bahasa yang digunakan cenderung kasar ( bahasa sehari-hari ),
seperti elu, gue, bangsat, dan lain sebagainya. Ciri lain lenong preman
adalah penggunaan huruf vocal ‘a’ di setiap akhir kata, misal ; ‘ngapa’, ‘mana’,
‘siapa’, dengan pengucapan suku kata terakhir dipanjangkan. Lenong preman
masyarakat pinggiran tidak mengenal teks tertulis. Sutradara hanya sekedar
menyampaikan sinopsis secara lisan, dan menentukan aktor dan aktris yang akan
memainkan tokoh-tokoh dalam cerita. Selebihnya, aktor dan aktris, utama atau
pendukung, mengandalkan improvisasi. Yang paling khas dari lenong preman adalah
selalu ada perkelahian, karena cerita yang dimainkan tentang jawara,-jagoan
kampung dalam sistem kekuasaan masyarakat Betawi- versus centeng,-tukang kepruk
yang bekerja untuk tuan tanah.
Biasanya pertunjukan ditampilkan di tempat dimana masyarakat berkumpul.
Panggung pertunjukan berupa ‘panggung arena’, yang hanya beralaskan
rumput/tikar, dengan penerangan obor/lampu minyak dan dikelilingi oleh
penontonyang duduk berkumpul menyerupai tapal kuda. Busana yang dikenakan
tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan
sehari-hari.
Contoh Lenong Preman : Cerita Si Pitung, Abang Jampang, Wak Item, dan
lain-lain.
Lenong preman Betawi tidak bisa diterima masyarakat Betawi Tengah.
Penolakan disebabkan beberapa hal. Pertama, lenong preman pinggiran relatif
sekulerm dengan kehidupan panjak-nya yang melanggar norma. Panjak adalah
pekerja lenong yang terdiri dari aktor, aktris, dan pemain music gambang
kromong. Kedua, penggunaan bahasa Betawi rendahan. Orang Betawi tengah
memandang sinis bahasa Betawi rendahan yang menurut mereka tak santun. Ketiga,
adegan dalam lenong preman pinggiran cenderung mengeksploitasi kekerasan dan
tidak mengajarkan etika.
Namun dalam perkembangannya ada proses rekacipta terhadap lenong preman
pinggiran. Lenong preman pinggiran ditampilkan dengan dialek Betawi tengah yang
lebih santun, serta disesaki muatan relijius di setiap drip,-bagian dari babak
dalam lenong. Misalnya, penggunaan kata ‘assalamualikum’ dan tradisi cium
tangan dengan orang yang lebih tua. Bahasa yang digunakan juga relatif santun,
dengan huruf vocal ‘e’ di akhir kata, dan kental pengaruh Arab. Misalnya, ‘ane’,
‘ente’, ‘kite’, untuk menyebut saya, kamu, dan kita.
2. Lenong
Denes (dinas)
Adalah pertunjukan teater dimana cerita berisi mengenai dinamika
pemerintah yang saat itu dipegang oleh penjajah. Namun demikian, cerita yang
diusung tetap mengenai sisi perlawanan masyarakat terjajah. Gaya bahasa yang
digunakan cenderung halus, seperti saya-anda, tuan, dan lain-lain.
Lenong Denes diasumsikan berdasarkan sudut pandang golongan menengah
atas. Aktor dan aktrisnya umumnya mengenakan busana formal dan kisahnya
ber-seting kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan, Contoh lenong denes :
Cerita 1001 malam, dan lain-lain.
D.
Alat
musik pengiring Lenong
Sejak
awal keberadaannya, Pertunjukan lenong diiringi oleh gambang kromong, maka
gambang kromong disebut sebagai orkes pengiring. Gambang kromong banyak dipengaruhi
oleh unsur alat musik Cina. Alat musik itu antara lain : tehyan, kongahyan dan
sukong. Selebihnya alat musik kempor, ningnong dan kecrek. Kuatnya unsure cina
ini, karena dahulu orkes gambang kromong dibina dan dikembangkan oleh
masyarakat keturunan cina.
E.
Lakon
Dalam
lakon lenong, skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong
yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela.
F.
Bahasa
yang digunakan
Dalam
pementasannya, Lenong Betawi biasanya menggunakan bahasa melayu atau yang
sekarang sering disebut bahasa Indonesia tetapi menggunakan dialek khas betawi.
G.
Teknik
Pementasan Teater Lenong Daerah Betawi
Teater Lenong Betawi terbagi atas 4 bagian. Tapi yang akan
Penulis bahas dalam bagian ini adalah Teknis Pementasan Dalam Teater Lenong
Betawi. Yang Penulis bahas adalah :
1. Penyutradaraan
Sutradara adalah orang yang akan bertanggung jawab terhadap lakon yang
dipentaskan baik itu berupa pemilihan cerita atau mengatur babak yang akan
ditampilkan berdasarkan waktu dan jumlah pemain yang tersedia. Peran Sutradara
biasanya diangkat oleh pemimpin dan pemilik perkumpulan yang bebas menentukan
lakon yang akan dipentaskan. Biasanya cerita dalam pertunjukan teater lenong
tidak ditentukan oleh si empunya hajat seperti halnya pada pertunjukan wayang
kulit. Meskipun pemimpin perkumpulan biasanya juga merangkap sebagai Sutradara
yang menentukan jalannya pertunjukan, tetapi tidak semua pertunjukan teater
lenong mempunyai kebiasaan penyutradaan seperti yang telah disebutkan. Misalnya
yang terjadi pada Perkumpulan Teater Lenong Setia Kawan boleh dikatakan bahwa
seluruh anggota perkumpulan itu dapat merangkap peran sebagai Sutradara.
2. Struktur
Pertunjukan
Bagian ini akan membicarakan tentang struktur pertunjukan yang membangun
suatu cerita. Struktur pertunjukan itu sendiri merupakan bagian-bagian
pertunjukan saling terikat yang dapat dibagi kedalam 3 bagian pokok yaitu :
a. Pembukaan
Suatu Pertunjukan Teater Lenong Betawi dibuka denga lagu-lagu
instrumentalia, gambang kromong pada pembukaan ini berfungsi sebagai
pemberitahuan bahwa di sana ada Pertunjukan Teater Lenong. Selain berfungsi
sebagai undangan bagi masyarakat sekitar yang tidak menerima undangan resmi si
empunya hajat, dan juga merupakan pemberitahuan bagi para pedagang. Undangan
yang disebarkan melalui gema musik gambang kromong ini bertujuan supaya lebih
banyak orang yang datang menonton pertunjukan atau lebih banyak pedagang yang
datang, karena biasanya mereka akan menambah semarak suasana pertunjukan.
Teater lenong mengisi pembukaan dengan lagu-lagu instrumentalia gambang
kromong, tetapi kwantitas gambang kromong yang diperdengarkan berbeda dari satu
perkumpulan lagu-lagu instrumentalia gambang kromong merupakan sebagai tanda
dimulainya pertunjukan teater lenong, mulai diperdengarkan kira-kira pukul
20.15. Irama gambang kromong yang biasanya dipertunjukkan adalah khong gi lok.
b. Hiburan
Setelah lagu-lagu instrumentalia gambang kromong melanjutkan pertunjukan
dengan satu acara yang mereka namakan hiburan. Hiburan yang mengisi acara di
antara pembukaan, dan cerita, merupakan pertunjukan nyanyi, dan penyanyi yang
penyanyinya menyanyikan lagu-lagu berirama, orkes, dan disertai dengan joget.
Acara hiburan yang dimulai kira-kira pada pukul 21.30. Pada acara ini penonton
menuliskan nama lagu (lagu orkes) dalam selembar kertas yang diisi uang ala
kadarnya. Untuk dikirimkan pada seseorang disertai dengan berbagai ucapan
c. Cerita
Cerita dalam pertunjukan teater lenong baru dimulai pada pukul sepuluh
malam dan akan mengakhiri pertunjukan beberapa menit sebelum saat Sholat Subuh
tiba. Dan ada juga yang mengakhiri pertunjukan pada pukul 03.00 dini hari.
Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya cerita yang akan dipentaskan
ditentukan oleh Sutradara, yang akan membagi cerita itu ke dalam beberapa
babak. Banyaknya babak tergantung dari luasnya cerita. Babak terbagi ke dalam
tiga bagian pokok, yaitu babak pertama, kedua, dan ketiga.
·
Babak Pertama
merupakan pendahuluan yang akan mengantarkan cerita. Dalam hal ini
ditampilkan tokoh-tokoh utama yang memegang peranan penting dalam cerita
·
Babak Kedua
merupakan pertemuan dari paling sedikitnya kelompok yang bermasalah dan
persoalan yang ada dalam cerita juga mulai tampak jelas.
·
Babak Ketiga
merupakan pemecahan masalah
3. Tipe
dan Sifat Cerita
Cerita yang dipentaskan dalam pertunjukan teater lenong bersifat
melodrama yang dijalankan dengan unsur komedi. Sifat komedi pertunjukan ini
justru kelihatan menonjol inti cerita. Adalah pertentangan antara kebaikan dan
kejahatan. Diakhir cerita, pihak jahat tampak mengalami kekalahan, sedangkan
pihak baik sebelum menemukan kebahagiaan terlebih dahulu harus berhasil
mengatasi kesengsaraan.
Menurut pengamatan, banyak dari pertunjukan teater lenong yang berkahir
tanpa menyelesaikan jalan cerita, karena waktu. Waktu pertunjukan banyak disita
oleh selingan. Cerita-cerita teater lenong dapat dibedakan ke dalam dua tipe
yaitu :
a. Cerita
Riwayat
Merupakan suatu tipe cerita yang biasanya berkisar tentang kehidupan
pahlawan-pahlawan setempat atau kejahatan yang pernah timbul di daerah mereka
dan tetap tinggal dalam ingatan.
b. Cerita
Karangan
Timbul dari hasil pikiran para seniman teater lenong, terutama
Sutradaranya. Ide cerita dari tipe ini mereka ambil dengan mengundur dari
komik, film, dan pertunjukan-pertunjukan lenong yang diselenggarakan oleh
perkumpulan-perkumpulan lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Lenong adalah kesenian teater tradisional
atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi yang berasal
dari Jakarta, Indonesia.
2.
Teater Lenong Betawi merupakan kesenian
budaya Indonesia yang cukup digemari masyarakat.
3.
Teknik-teknik pementasan dalam teater Lenong
Betawi yaitu penyutradaraan sebagai orang yang bertanggung jawab pada lakon
yang dipentaskan, struktur pertunjukan sebagai bagian-bagian yang terikat yaitu
; Pembukaan, Hiburan dan cerita. Selain itu juga terdapat teknis tipe dan sifat
cerita sebagai cerita yang akan dipentaskan pada pertunjukan.
4.
Teater lenong juga termasuk pertunjukan
rakyat dari beberapa dasawarsa lalu yang diwariskan oleh orang Betawi.
B.
Saran
1. Hendaknya
Teater Lenong Betawi tidak dilupakan dan terus dilestarikan oleh generasi muda.
2. Pemerintah
harus mempromosikan Teater Lenong Betawi ke seluruh Indonesia.
3. Menghimbau
kepada generasi muda untuk menjaga nama baik kesenian Indonesia.
Bandar togel Hongkong
BalasHapusAgen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
★ Pin BBM : D1A279B6
★ Pin BBM : 7B83E334
★ Whatsapp : +85598291698
★ Skype : Poin.4D
★ Line : +85598291698
penokohan teater lenong ini apa?
BalasHapus